
Rilis : 3 Juni 2016 Durasi : 23:53 Tayangan : 3.573.369 |
Resolusi : 480p Ukuran : 146 MB |
Kita sejak kecil diajari bahwa bumi ini bulat seperti bola, atau disebut Globe. Hal ini diajarkan di setiap ruang sekolah di seluruh dunia. Oleh sebab itu, pemahaman tentang bumi berbentuk bola sudah menjadi “belief system” kita, bahkan lebih dari kepercayaan agama.
Jika ada orang yang mengatakan bahwa bumi ini datar, kita pikir pasti orang bodoh atau orang gila, ini pasti lelucon. Ternyata, orang-orang ini tidak bercanda, mereka sangat serius.
Ternyata, memang ada hal-hal yang sangat menarik dan mind blowing. Karena hal-hal yang menarik dan mind blowing inilah Flat Earth menjadi tending topic di Google Analytic sejak November 2015. Orang seperti dibukakan mata dan setiap orang bisa riset atau cek sendiri kebenaran data ataupun argumennya.
Mari kita lihat mengapa kesadaran Flat Earth ini begitu mewabah. Kita mulai dari 10 hal yang selama ini membuat kita yakin bahwa bumi berbentuk bola.
- Ada banyak foto bumi berbentuk globe.
- Ada banyak satelit di angkasa.
- Ada GPS dan Google Maps.
- Galileo membuktikan Heliosentrik, bahwa bumi mengelilingi Matahari.
- Newton membuktikan Gravitasi, yang membuat kita tak jatuh meski bumi berputar.
- Gerhana bisa dihitung secara akurat.
- Horizon membuktikan bumi ini lengkung.
- Penerbangan keliling dunia.
- Banyak negara memiliki Space Program, tak mungkin negara-negara itu bohong semua.
- Flat Earth adalah mundur 500 tahun.
10 Argumen yang sangat sulit bukan? Ternyata, jika kita mereview dengan data dan fakta yang kredibel, kesepuluh hal itu ternyata tidak benar. Kita akan membahas 10 argumen itu satu-persatu hingga menjadi alur cerita yang mengalir, menarik dan mudah dimengerti.
Semua data ada di depan mata, kita hanya tak pernah memperhatikannya.
Ketika ada orang yang mengatakan kepada saya bahwa bumi ini datar, saya pikir ini orang ngawur. Saya langsung melakukan riset untuk membantah sekaligus menyelidiki siapa aktor intelektual yang menyebarkan disinformasi tentang bumi datar.
Ternyata yang saya temukan justru sebaliknya, bumi datar bukan sign off yang sengaja disebarkan oleh agen-agen disinformasi, melainkan merupakan gerakan moral yang timbul akibat bangkitnya kesadaran Flat Earth terutama di Amerika Serikat dan Eropa.
Google dan YouTube penuh dengan topik bumi datar, karena banyak orang yang melakukan riset dengan posting temuan-temuannya tentang bumi datar. Ini adalah people power, tanpa organisasi.
Pertanyaan yang paling umum adalah jika bumi ini datar, bagaimana mungkin pesawat terbang dari barat ke Timur, bisa kembali ketempat semula. Bukankah hal ini yang dulu dibuktikan oleh Colombus 500 tahun lalu? Jika bumi ini datar, ujungnya apa? Mengapa kita tidak jatuh? Jika bumi ini datar, bagaimana bisa terjadi siang dan malam? Jika bumi ini datar dan gerhana bulan bukan disebabkan oleh bayang-bayang bumi bola, bagaimana mungkin bisa diprediksi secara tepat oleh NASA?
Pertanyaan umum lainnya adalah, banyak negara memiliki space program. Bagaimana mungkin mereka bohong semua? Itulah pertanyaan-pertanyaan awal saya ketika melakukan riset untuk membantah topik flat earth. Yang saya temukan justru sebaliknya, saya justru menemukan fakta-fakta yang sama sekali berbeda yang menjungkirbalikan paradigma selama ini. Pemaparan ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut pada episode masing-masing.
Episode ke lima membahas khusus soal penerbangan keliling dunia. Tak banyak diketahui orang, bahwa peta standar dunia sebelum dibentuknya NASA 1958 adalah peta bumi datar. Anda bisa cek sendiri di Boston Public Library. USGS, lembaga survei paling kredibel di dunia mengatakan bahwa peta bumi datar adalah dasar pembuatan peta bumi bola, melalui fraksi matematis yang disebut Azimuthal Equidistant.
Berdasarkan Informasi dair USGS dan peta bumi datar dari Boston Public Library itu, garis Khatulistiwa pada peta yang tampak seperti ini sebenarnya adalah garis Khatulistiwa pada peta bumi datar yang seperti ini.
Pusat lingkaran adalah kutub utara. Jarum kompas selalu menuju ke arah utara. Sehingga, jika kita terbang dari barat ke timur, akan kembali ke tempat semula. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Episode ke lima.
Sebenarnya mudah sekali membuktikan bahwa bumi ini berbentuk bola atau tidak. Silahkan Anda terbang melintasi Antartika. Dari Sydney ke Santiago Chili misalnya. Mengapa harus melintasi samudra Atlantik yang jauh? Lebih dekat lewat Antartika, bukan?
Coba Anda lintasi Antartika, apakah dengan pesawat komersial ataupun pesawat pribadi. Anda pasti tak akan dapat melakukannya.
Elit Global merahasiakan Antartika dari Anda lewat Antartic Treaty 1959. Antartika adalah rahasia bumi datar yang dijaga ketat oleh pasukan Amerika Serikat, sekutu dan Rusia. Hal ini akan dibahas pada episode ke lima : Antartika dan Bom Nuklir Kubah Bumi.
Terbit dan tebenamnya Matahari adalah akibat perspektif, bukan akibat lengkungan bumi.
Peta bumi datar di Boston Public Library juga menjelaskan tentang terbit dan terbenamnya Matahari. Di musim panas, Matahari berputar di dekat kutub utara, mengakibatkan matahari tak pernah terbenam, termasuk di Norwegia dan Alaska.
Orbit Matahari bergeser dari dekat kutub utara, ke lingkaran luar yaitu Antartika. Pada musim dingin, Matahari tak pernah terbit di Kutub Utara, termasuk Norwegia dan Alaska. Karena Matahari berada jauh dari perspektif, yaitu di lingkaran luar Antartika.
Kita sejak kecil diajarkan bahwa Matahari itu besar sekali. Matahari 109 kali lebih besar dari Bumi. Matahari 400 kali lebih besar dari Bulan, tapi jaraknya secara ajaib 400 kali lebih jauh, sehingga kelihatannya besarnya sama.
“The most improbable coincidence in the universe.”
Anda menerima angka-angka ini tanpa berani menanyakannya, karena takut dikira bodoh. Sejujurnya, tahukah Anda bagaimana Sains menghitung jarak bulan?
Episode ke empat : Gerhana dan Horison, membahas detail soal ini. Jarak bulan di hitung 2300 tahun lalu dengan trigonometri menggunakan asumsi bayangan di Bulan. Itu bukan satu-satunya cara untuk menghitung jarak. Buat apa menghitung jarak dengan menggukan bayangan yang ada di Bulan? Kita semua dapat menghitung jarak matahari dengan menggunakan bayangan yang ada di Bumi. Hasilnya sama sekali beda. Matahari dan Bulan tidak sejauh itu dan tidak sebesar yang dikatakan oleh Sains modern.
Cara membuktikan bahwa jarak Bulan dan Matahari menurut Sains modern itu salah, mudah sekali. Sains mengatakan angka-angka ini sebagai dogma yang maha benar. Di sisi lain, NASA memprediksi gerhana tidak menggunakan angka-angka itu, melainkan menggunakan siklus Saros, yang dibuat oleh bangsa Babilonia kuno.
Anda bisa buktikan informasi ini di situs resmi NASA. Gerhana adalah peristiwa rutin yang terjadi dalam siklus 18 tahun 11 bulan 8 jam. Tak ada hubungannya dengan bentuk bumi. Ini adalah fakta selama ribuan tahun yang ditemukan oleh bangsa Babilonia kuno dan digunakan oleh NASA untuk memprediksi gerhana.
Sekarang coba Anda gunakan angka-angka disebelah kiri itu agar bisa menghasilkan siklus gerhana di sebelah kanan itu. Anda tak akan bisa melakukannya. Semua professor doktor yang sangat cerdas yang digaji oleh NASA dengan anggaran 256 triliun rupiah pertahun, tak ada yang dapat melakukannya. Karena angka-angka itu memang salah semua. Ini adalah pembuktian lewat angka, ilmu pasti, bukan debat kusir. Satu tambah Satu sama dengan Dua (1+1=2), atau tdak. Kalau tidak, berarti salah. Kalender siklus gerhana itu adalah fakta selama ribuan tahun, sementara angka-angka sains modern itu adalah asumsi dan teori.
Selama Anda tak dapat menghitung gerhana dengan angka-angka dogmatik yang maha benar itu, berarti Anda harus mempertanyakan apakah alam semesta yang diajarkan pada Anda sejak kecil itu betul. Hal ini akan dibahas pada episode ke empat.
Logika dan panca indra kita dibutakan oleh rumus-rumus berdasarkan asumsi yang salah yang diperkuat dengan gambar-gambar imajinasi lewat animasi komputer, Propaganda, Mind Control.
Seperti yang dikatakan oleh Hitler, “Buatlah kebohongan yang besar, katakan secara simple, lakukan berulang-ulang, maka orang akan percaya.”
Anda pasti mengira bahwa navigasi pada pesawat hape Anda menggunakan satelit dan GPS. Itu adalah persepsi dan opini, bukan fakta. Faktanya, Google Maps mengatakan bahwa navigasi yang canggih itu sama sekali tidak menggunakan GPS dan Satelit. Kita akan membahas hal ini pada episode kedua.
GPS adalah teknologi militer sejak 1973 yang berasal dari teknologi lama, yaitu LORAN atau Long Range Navigation, sejak perang dunia kedua tahun 1945. Network seluruh dunia tercipta hanya dengan 8 menara besar, Dari situ, baru disalurkan pada menara-menara telkom sehingga sampai ke hape Anda. Tak perlu ada Satelit, kualitas dan coverage sinyal terus bertambah dengan memperbanyak menara-menara telkom kecil yang mengambil sinyal dari 8 menara utama itu. Mitosnya, Satelit mengirim sinyal ke 8 menara utama itu. Apakah Anda bisa membuktikan? Jika tidak, itu sama saja dengan mengatakan bahwa uang di kantong Anda, adalah kiriman dari Sinterklas.
Coba Anda klik Satelite di Google. Anda akan menemukan banyak sekali foto-foto satelit. Apakah foto-foto itu asli? Atau kartun CGI alias rekayasa komputer?
Dikatakan ada 13.000 satelit yang beroperasi. Angkasa luar penuh sesak dengan satelit. Apakah ada yang bisa dilihat dengan teleskop, atau hanya gambar-gambar kartun CGI? Bisnis Satelit adalah lahan subur yang timbul dari ilusi bumi bola. Satu satelit dikabarkan bernilai 2 sampai 6 Triliun rupiah. Belum termasuk biaya operasional. 13.000 Satelit nilainya 40.000 Triliun.
Orang sering mempertanyakan, buat apa bohong soal bentuk bumi. Well, ada 40.000 Triliun alasan untuk itu. Dan itu belum semuanya, hal ini akan dibahas pada episode 2 : Bisnis Triliun Dolar.
Demikian halnya dengan Space Program. Bagaimana mungkin Rusia dan China diam saja, jika NASA berbohong? Kita akan membahasnya pada Episode ke 6 : NASA Hollywood.
Itulah fakta-fakta yang saya temukan ketika mencoba untuk membantah flat earth. Sejujurnya, dalam tatanan personal tak ada bedanya Anda mau percaya bumi ini kotak atau segitiga, dunia akan terus berjalan. Tapi dalam tataran sosial, jika satu kebohongan ini terbongkar, maka seluruh kebohongan dan kezaliman yang dilakukan oleh elit global akan terbongkar. Ini seperti batu kerikil yang bikin jatuh raksasa.
Itu yang membuat kesadaran flat earth booming secara eksponensial sejak November 2015. Dibalik berbagai krisis yang memiskinkan rakyat, ada segelintir orang yang mengeruk keuntungan. Ironisnya, rakyat tak menyadari itu.
Kesadaran Flat Earth berpotensi menjadi efek domino yang membahayakan superioritas kekuasaan dan bisnis triliun dolar yang selama ini mereka sembunyikan.
Silahkan lakukan riset sendiri, silahkan sebarkan untuk mendorong orang melakukan verifikasi. Bola akan terus bergulir, semacam shift of paradigm, shift of consciousness.
Itu semua adalah bagian dari 10 argumen bumi adalah bola, yang akan dibahas satu persatu pada pemaparan ini. Episode pertama membahas 10 argumen pertama.
Jika kita perhatikan foto-foto bumi, kita jadi sadar bahwa foto-foto bumi yang diterbitkan oleh NASA adalah CGI atau Computer Generated Imagery. Kemajuan teknologi memang kadang membuat orang sulit membedakan antara CGI atau asli. Namun bagi yang telah terbiasa, tak sulit untuk membedakan.
Jika kita kumpulkan foto-foto bumi yang resmi dikeluarkan oleh NASA, dari tahun 1975 sampai 2015, terlihat bahwa artis yang membuat CGI NASA, tidak konsisten warnanya.
Bukan hanya itu, orang yang teliti menemukan bahwa rekaman video bumi yang katanya diambil dari space atau angkasa, ternyata ada refleksi cahaya kameranya. Dengan kata lain rekaman itu dibuat di studio film dengan menggunakan maket berikut efek cahaya.
Pertanyaannya sekarang, adakah foto-foto bumi hasil satelit NASA yang bukan CGI. Silahkan Anda cek sendiri. Jawabannya adalah, tidak ada.
Argumen kedua bumi bola, ada banyak satelit di angkasa membuktikan bahwa bumi ini berbentuk bola. Mari kita verifikasi faktanya.
Ada ribuan satelit di angkasa, betul? Ada ribuan teleskop di bumi, baikitu radio telescopes atau optical telescopes, betul? Apakah kita bisa melihat ribuan satelit di angkasa itu lewat ribuan teleskop yang ada di bumi? Silahkan Anda riset sendiri. Jawabannya adalah, tidak. Mengherankan bukan?
Ada ribuan satelit, tapi tak satupun bisa dilihat dengan optical telescope dan tak satupun bisa di dengar atau di deteksi oleh radio telescope. Yang ada hanya gambar-gambar CGI dan berita-berita di media. Semua foto-foto satelit adalah CGI.
Silahkan Anda lihat publikasi resmi NASA yang juga dimuat di YouTube, judulnya NASA TV Video File 2015 Year in Review. Anda lihat sendiri, di video yang disebut NASA TV Video File 2015 adalah CGI semua.
Silahkan Anda cari, adakah foto-foto satelit yang bukan CGI melainkan hasil foto dari telescope? Jawabannya adalah, tidak ada. Jika satelit tidak ada, bagaimana dengan GPS, bagaimana dengan Long Distance Call, Google Maps? Buat apa bohong tentang itu, apa untungnya? Hal ini akan dibahas dalam bab-bab berikut.
Views: 262