
Ini adalah episode ke 3. Pada dua episode sebelumnya kita sudah menjawab 3 dari 10 argumen yang selama ini membuat kita yakin bahwa bumi berbentuk bola. Pada episode ini, kita akan membahas topik nomor 4 dan 5, yaitu soal teori Bumi mengelilingi Matahari dan gravitasi Newton yang merupakan landasan dari seluruh dogma sains modern.
Kita mulai dengan topik ke 4, tentang persepsi bahwa Galileo membuktikan teori Heliosentrik atau Bumi mengelilingi Matahari.
Manusia sudah ribuan tahun mengamati alam semesta. Apa yang mereka lihat adalah sama dengan apa yang kita lihat saat ini, jika otak kita tidak dijejali dengan berbagai propaganda sebelumnya. Jangan sekali-kali meremehkan para astronomi kuno, karena merekalah kapal laut bisa menyebrangi benua tanpa kompas hanya dengan melihat formasi bintang.
Zodiak yang Anda pakai sekarang merupakan hasil pengamatan mereka. Mereka mampu menghitung gerhana secara akurat.
Jika Anda melihat situs resmi NASA, perhitungan astronomi kuno masih digunakan sampai sekarang. Mereka mampu menghitung pergerakan bintang selama 25.000 tahun yang disebut sebagai The Great Platonic Year. NASA pun masih menggunakannya sampai sekarang.
Jika kita melihat langit, kondisinya persis seperti di Planetarium, bahwa kita dan Bumi ini diam, bintang-bintang berputar mengelilingi kita pada langit yang berbentuk kubah. Semua bintang berputar kecuali satu yang posisinya yang tak pernah berubah, yakni Bintang Utara atau North Star.
Para astronom kuno memandang bahwa bintang Utara terletak pada titik puncak yang merupakan poros kubah. Itu sebabnya bintang utara posisinya tetap dan bintang-bintang lain posisinya berputar.
Kondisi bumi datar dengan langit berbentuk kubah merupakan kosmologi yang umum pada agama-agama besar di dunia.
Yang tak banyak diketahui orang adalah peta standar dunia sebelum berdirinya NASA tahun 1958 adalah peta bumi datar. Silahkan Anda buka situs Boston Public Library. Anda akan menemukan peta seperti ini, judulnya “Peta Standar Dunia yang Baru.”
Ciri-ciri peta bumi datar ialah, pusat lingkaran adalah kutub utara. Oleh sebab itulah jarum kompas selalu menuju ke arah utara, yaitu ke pusat lingkaran bumi. Posisinya persis dibawah bintang utara tempat semua bintang berputar, seperti yang telah dijelaskan tadi. Pulau-pulau dan benua-benua tersebar mengelilingi pusat lingkaran yakni kutub utara. Sehingga jika kita terbang dari barat ke timur akan kembali ke tempat semula di barat. Sesuai arah jarum kompas yang selalu menuju ke arah utara yakni pusat lingkaran bumi.
Bagian terluar adalah Antartika, tembok es yang mengelilingi bumi. Jika peta itu di zoom, tulisannya adalah lingkaran antartika. Tak ada kutub selatan pada peta bumi datar. Antartika bukan benua, melainkan tembok es yang mengelilingi bumi.
Boston Public Library itu masih menyimpan aset peta-peta bumi datar yang merupakan Peta Standar Dunia, sebelum NASA didirikan tahun 1958. Antartika bukan benua, jika di zoom tulisannya Impassable Ice, atau tembok es yang tak dapat dilewati.
Kita akan membahas soal tembok es Antartika ini pada episode berikutnya, juga akan dibahas bagaimana USGS (United State of Geological Survey) lembaga paling kredibel di bidang geologi dan ilmu bumi membuat peta bumi bola berdasarkan peta bumi datar.
Anda bisa cek sendiri di situs USGS. Pembuatan peta bumi datar menjadi bumi bola disebut Azimuthal Equidistant dengan menggunakan rumus matematika yang dibuat oleh Al Biruni, cendekiawan muslim 1000 tahun lalu.
USGS menerangkan bahwa peta bumi datar merupakan dasar yang akurat untuk membuat peta Atlas Nasional Amerika Serikat, untuk mengukur jarak penerbangan dan menentukan arah antena. Bahkan disebut pula bahwa peta bumi datar merupakan dasar pembuatan logo PBB tahun 1945. Inilah realitas peta dunia sebelum dibentuknya NASA tahun 1958.
Silahkan Anda perhatikan logo PBB. Kutub utara adanya di tengah lingkaran. Benua-benua mengelilingi pusat lingkaran. Tak ada kutub selatan alias Antartika di logo PBB, yang ada ialah tembok es yang mengelilingi bumi datar. Anda-pun bisa cek sendiri video resmi yang diterbitkan oleh gedung putih Amerika Serikat. Terlihat disitu ruang rahasia presiden Kennedy yang menjabat sampai tahun 1963 menggunakan peta bumi datar diruang kerja rahasianya. Kita akan membahas hal ini pada episode 4 setelah episode 3 ini.
Kembali pada kosmologi bumi datar. Teori bumi pusat alam semesta ini disebut Geosentrik, menjadi bagian dari Sains, sejak dipaparkan oleh ilmuwan yunani kuno, Ptolemy yang menghitung rumus matematika secara cermat tentang pergerakan benda-benda langit mengelilingi bumi. Perhitungan Ptolemy sangat akurat sampai sekarang masih sering dibuatkan model komputernya.
Hasil pergerakan planet-planet mengelilingi bumi menghasilkan pola yang disebut Geometri Suci atau Sacred Geometry, the Golden Ratio. Ketika itu, manusia menempatkan Sientia atau pengetahuan dibawah Sapientia, Divine Wisdom. Demikian halnya dengan penerus Ptolemy, yakni cendekiawan muslim Ibnu Sina. Ia mengemukakan tesis tentang langit ketujuh dan seterusnya sebagai lapisan kubah selestial atau kubah bumi itu.
Dari pola pergerakan benda-benda langit seperti itu, kita tentu berpikir bahwa pasti ada kecerdasan Ilahiah, tuhan yang maha kuasa yang membuat ini semua. Bahwa ruh dan kecerdasan kita berasal dari atas, yaitu kecerdasan Transendental. Hal itu yang tak diinginkan oleh sains modern yang mempropagandakan bahwa alam semesta terjadi secara acak atau random. Kecelakaan kosmik dalam galaksi mati yang tak bertuhan, dimana kecerdasan Anda berasal dari bawah, yaitu Evolusi dari Sub Molekul.
Teori bumi mengelilingi matahari juga sudah ada sejak 2.500 tahun lalu. Teori ini dikemukakan oleh penyembah dewa matahari, Martianus Capella. Sains barat menganggap teori bumi mengelilingi matahari dikemukakan oleh Copernicus, dilanjutkan oleh Galileo. Padahal Copernicus dalam bukunya mengatakan bahwa Ia sangat dipengaruhi oleh Martianus Capella, tokoh pagan alias musyrik penyembah matahari yang hidup 2000 tahun sebelumnya.
Kebanyakan orang berpikir bahwa Galileo membuktikan teori bumi mengelilingi matahari, soalnya Galileo dihukum oleh otoritas agama karena mengatakan kebenaran, bahwa agama adalah korup, saintis adalah pahlawan.
Padahal yang terjadi justru sebaliknya. Silahkan Anda cek buku The Genesis of Science yang sudah dirangkum pada Wikipedia. Otoritas agama memberi kesempatan pada Galileo untuk membuktikan teorinya. Justru Galileo yang gagal membuktikannya.
Pembuktian saintifik yang gagal dilakukan oleh Galileo ini disebut Stellar Parallax, yang masih dilakukan orang sampai sekarang.
Sederhananya seperti ini. Jika Anda berdiri di posisi A melihat pucuk pohon C, akan terlihat bahwa pucuk pohon C itu seolah-olah berada didepan tebing X. Jika Anda berdiri di posisi B melihat pucuk pohon yang sama, akan terlihat bahwa pucuk pohon C itu seolah-olah berada di depan tebing Y. Padahal sebenarnya pohon dan tebingnya tidak berubah, yang berubah adalah posisi dan sudut pandang Anda.
Analogi sederhana itu diterapkan pada sudut pandang kita lewat teleskop, jika betul bumi berputar mengelilingi matahari dalam 12 bulan. Ketika bumi berada di posisi A, katakan pada bulan Januari, kita melalui teleskop akan melihat bintang C, posisinya ada di depan rasi bintang X. Setengah tahun kemudian, misalnya pada bulan Juli, kita melalui teleskop akan melihat bintang C posisinya ada di depan rasi bintang Y. Sederhana bukan?
Pengujian Stellar Parallax ini yang dilakukan oleh Galileo dengan menggunakan teleskop hasilnya gagal. Rasi bintang tidak berubah. Artinya, buminya diam, tidak berputar mengelilingi matahari.
Hal ini yang tidak diajarkan di sekolah. Seolah-olah Galileo dihukum karena menyampaikan kebenaran. Padahal Ia gagal membuktikan teorinya. Galileo marah dan menyerang Paus Urban VIII lewat buku “Dialogue Concerning the Two Chief World System.” Jadi sebenarnya ia di hukum karena pemberontakan politik, bukan karena sains. Disinilah kebohongan sains modern dimulai.
Teori bumi mengelilingi matahari diajarkan di sekolah-sekolah eropa sejak abad ke 16. Meski sebenarnya belum terbukti, bahkan ketika itu belum ada teori Gravitasi.
Ini merupakan konsekuensi politik eropa abad pencerahan yang ingin lepas dari otoritas agama. Percobaan Stellar Parallax ini terus dilakukan sampai berabad-abad kemudian. Terakhir dilakukan oleh NASA dan Havard University. Silahkan Anda cek hasilnya ada di perpustakaan Havard University.
Seiring dengan kemajuan teleskop, dilaporkan bahwa terlihat posisi bintang memang berubah. Masalahnya, yang separuh bergerak ke kiri yang separuh lagi bergerak ke kanan. Fenomena ini disebut Negative Parallexs. Artinya apa? Artinya tak mungkin bumi mengelilingi matahari jika bintangnya bergerak berlawanan arah. Artinya buminya diam, posisi bintang-bintangnya yang berubah. Separuh ke kiri, separuh ke kanan. Ini hanya mungkin terjadi jika kubah celestialnya alias langitnya ada berlapis, seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Sina tadi.
Kesimpulannya, persepsi bahwa Galileo membuktikan teori bumi mengelilingi matahari adalah salah besar. Pertama, Galileo gagal membuktikan teorinya, dimana rasi bintang atau Stellar Parallax tidak berubah.
Kedua, sampai jaman modern pun, NASA dan Havard University tak berhasil membuktikan Stellar Parallax yang ada justru Negative Parallax, separuh rasi ke kiri separuh rasi ke kanan. Dengan demikian bahwa teori mengelilingi matahari yang dikemukakan Copernicus dan Galileo yang diajarkan di sekolah-sekolah seluruh dunia dan merupakan indoktrinasi ke otak kita semua adalah kebohongan sains modern.
Teori Gravitasi adalah pondasi utama yang merasionalkan teori bumi bola mengelilingi matahari. Kita tidak jatuh meskipun posisi kepala kita dibawah dan kaki kita di atas karena gravitasi.
Kita tidak terlempar meski bumi berputar mengelilingi matahari karena ada gravitasi. Tapi, bisakah Anda menjawab, mengapa air laut bisa menempel seperti kena power glue sementara balon gas bisa terbang?
Bisakah Anda menjawab apa yang membuat matahari punya gravitasi sehingga mampu menarik planet-planet mengelilinginya?
Kalau Anda bisa menjawab silahkan ajukan ke komite Nobel. Sebab Einstein pun sudah berusaha menjawabnya dengan teori relativitas dan dia tak dapat hadiah Nobel untuk itu.
Kebanyakan orang tak menyadari bahwa gravitasi newton dan juga relativitas Einstein adalah teori, bukan fakta. Mari kita buktikan.
Newton mengemukakan teori gravitasi tahun 1678 untuk merasionalkan teori bumi mengelilingi matahari yang terakhir dikemukakan oleh galileo tahun 1615. Ketika itu orang baru tahu ada medan magnet bumi lewat buku yang ditulis oleh William Gilbert berjudul “De Magnete.”
Yang dimaksud “De Magnete” disini adalah medan magnet bumi yang membuat jarum kompas selalu menuju ke arah utara. Gilbert mengatakan bahwa bumi ini seperti medan magnet raksasa. Lewat lagenda apel jatuh ke kepala Newton, ia berasumsi dan berteori bahwa benda jatuh karena gaya tarik bumi. Persis seperti medan magnet membuat jarum kompas menuju ke arah utara. Padahal jika kita ganti jarum kompas dengan kayu, maka medan magnet bumi tak dapat menariknya.
Dari situ, untuk mendukung teori bumi mengelilingi matahari, Newton berasumsi dan berteori bahwa planet-planet mengelilingi matahari karena gravitasi. Ia pun membuat rumus gravitasi yang terkenal itu.
Rumusnya memang benar, menghitung massa dua buah benda, jarak dan gayanya. Tapi itu tidak membuktikan bahwa bumi punya gaya tarik. Silahkan Anda cek Newton tak dapat membuktikan mengapa apel jatuh ke kepalanya secara vertikal, tapi bumi terkena gravitasi matahari berputar keliling-keliling tak ada habisnya.
Sebuah fenomena bisa dijelaskan lewat penjelasan saintifik yang berbeda. Mari kita ambil beberapa contoh.
Satu, fenomena elektron berputar mengelilingi inti atom. Apa penyebabnya? Newton akan menjawab gravitasi. Persis seperti bumi mengelilingi matahari. Betul? Jelas salah.
Niels Bohr ilmuwan penemu Quantum Leap dalam atom, mengatakan bahwa itu disebabkan oleh elektromagnetik, bukan gravitasi. Tak ada gravitasi dalam atom. Rumus gravitasi Newton sama sekali tak bisa diterapkan untuk menghitung pergerakan atom.
Disini letak inti masalahnya. Ketika Newton hidup, ia tak tahu ada elektromagnetik. Oleh sebab itu ia berasumsi bahwa planet mengelilingi matahari karena gravitasi.
Contoh kedua, fenomena matahari dan bulan berjalan pada porosnya. Apa penyebabnya? Newton akan menjawab Gravitasi. Memang itu tujuan ia mengemukakan teori gravitasi. Nikola Tesla akan menjawab Elektromagnetik. Persis seperti elektron berputar mengelilingi inti atom. Suatu hal yang belum diketahui Newton selama hidupnya.
Tesla dapat menciptakan semua temuan-temuan yang dahsyat itu yang telah dipaparkan di episode sebelumnya, karena menganggap bumi ini bukan planet yang mengelilingi matahari.
Bumi adalah pusat alam semesta yang memiliki energi dahsyat, termasuk menggerakan matahari, bulan dan bintang-bintang pada kubah celestial. Ia pun mengatakan matahari dan bulan digerakan secara wireless oleh medan elektromagnetik yang ada di “Aether.”
Lebih jauh lagi, ia mengatakan bahwa kubah bumi atau kubah celestial itu terangkat karena medan elektromagnetik.
“The only force you need to counter is the Electronic Force, not gravity.”
Kata-katanya adalah “the Only Force.” Bahasa terangnya, Gravitasi adalah ilusi. Tesla pun mengatakan bahwa bintang-bintang yang nempel pada kubah celestial atau the firmament, bahasa Al kitab Taurat terjemahan King James.
Contoh kasus ketiga, fenomena besi tenggelam dan gabus terapung di air. Apa penyebabnya? Newton akan menjawab Gravitasi. Besi tenggelam karena ditarik oleh daya tarik bumi. Archimides akan menjawab Berat Jenis. Besi tenggelam karena berat jenisnya lebih besar dari berat jenis mediumnya, yaitu air. Gabus terapung karena berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis mediumnya, yaitu air. Kita lihat sebuah fenomena bisa dirasakan dengan paradigma sains yang berbeda.
Contoh kasus keempat, fenomena balon helium terbang di udara. Newton dengan paradigma gravitasinya mungkin terpaksa menjawab “Anti-Gravity.” Archimedes mungkin akan menjawab dengan hal yang sama, berat jenis. Balon helium terbang karena berat jenisnya lebih kecil dari berat mediumnya yaitu udara. As simple as that.
Coba kita simak baik-baik foto ini. Air laut bisa nempel tanpa ada setetespun yang tumpah. Sementara kalau kita goyangkan gelas keatas, air pasti muncrat keatas sebelum jatuh kebawah. Padahal tenaga kita tidak sebesar tenaga samudra. Karena sudah di indoktrinasi sejak kecil dan menganggap bumi bola adalah fakta, kebanyakan orang akan mengatakan bahwa air laut tidak tumpah dan kita tidak merasa bahwa kaki kita diatas, karena ada atmosfer yang terkena gravitasi.
Contohjnya adalah gambar ini, betul? Salah. Itu adalah gambar imajiner tentang medan magnet bumi. Banyak orang mengira gravitasi adalah medan magnet bumi, padahal bukan. Seperti dilihat pada gambar itu, ada jarum kompasnya. Artinya, itu adalah medan magnet bumi yang membuat kompas menuju ke arah utara, bukan gravitasi yang mampu menarik orang ataupun gajah.
Gambar tentang gravitasi adalah seperti ini. Disitu tulisannya “gravitasi membuat semua yang ada di bumi ini stabil.” Apakah itu gambar ilmiah? Jelas bukan. Kita juga bisa membuat gambar bumi berbentuk kotak atau bisa juga kita bikin bumi berbentuk trapesium dengan klaim yang sama. Itu semua adalah gambar imajiner.
Coba kita perhatikan gambar ilustrasi gravitasi bumi itu. Apa yang janggal? Kita bandingkan dengan gambar medan magnet di bumi sebelumnya. Di gambar kanan itu, kita lihat ada kutub positif ada kutub negatif. Ada gaya tarik dan ada gaya tolak.
Sama seperti gambar besi magnet. Ada gaya tarik, ada gaya tolak. Ini adalah hukum kekekalan energi. Energi tak dapat diciptakan dan tak dapat dimusnahkan, hanya bisa berubah bentuk.
Contohnya orang niup balon. Jika balonnya mengembang, pasti paru-paru yang niup itu mengempis. Tak mungkin ada balon mengembang terus jika tak ada energi lain yang mengempis. Inilah hukum kekekalan energi.
Nah, itu teori gravitasi ada gaya tarik bumi tapi tak ada gaya tolak. Dimana logikanya? Ini bertentangan dengan hukum kekekalan energi. Sekali lagi gambar-gambar pendidikan yang canggih-canggih itu adalah gambar imajiner. Tergantung asumsi orang yang membuatnya, bukan berarti bahwa itu fakta.
Newton tak dapat menjelaskan mengapa bumi bisa punya gaya tarik. Yang bisa menjawab itu adalah Einstein, tahun 1905. Dia bilang gravitasi terjadi karena massa yang besar seperti bulan, bumi, matahari membuat ruang dan waktu melengkung. Waw, sungguh ide yang brilian yang tak terpikirkan dalam imajinasi saintis manapun di dunia.
Itu yang membuat Einstein seorang jenius yang lain dari yang lain. Sebuah teori yang sangat indah. Pertanyaannya, apakah teori itu betul?
Itu cuma teori yang ada dalam tulisan dan gambar, tak pernah ada di alam nyata. Contohnya ini, orang mencoba menjelaskan teori relativitas Einstein bagaimana ruang dan waktu melengkung, menciptakan gravitasi yang membuat planet-planet mengelilingi matahari.
Kita lihat tetap saja bola-bola yang kecil itu jatuh, kan. Tak mungkin ada benda berputar-putar selama ribuan tahun. Ini semua adalah teori ilusi dan orang sedunia terpesona dengan pertunjukan sulap itu.
Gravitasi adalah ilusi, yang nyata adalah elektromagnetik dan berat jenis. Mari kita buktikan. Jadi, betul kata Tesla. Satu-satunya daya yang harus kita hadapi adalah elektromagnetik, bukan gravitasi. Elektromagnetik bisa kita buktikan lewat benda-benda nyata, bukan cuma gambar-gambar konsep imajiner seperti gravitasi.
Ini semua bermula dari abad pencerahan eropa. Dimana kelompok Freemason atau penyembah iblis yang kebanyakan adalah para intelektual, raja-raja, bangsawan dan aristrokat ingin menggantikan peran agama dan ketuhanan untuk menguasai umat manusia di dunia.
Mereka tidak melakukannya dengan tentara seperti Jengis Khan atau Alexander yang Agung. Kaum Freemason melakukannya lewat intelektual, propaganda dan mind control.
Bermula dari teori bumi mengelilingi matahari. Supaya kelihatan masuk akal, dibuatlah teori Gravitasi. Padahal benda jatuh ke bumi karena berat jenis dan benda bisa berputar-putar dalam orbit karena elektromagnetik.
Untuk membuktikan bahwa gravitasi itu nyata, Einstein membuat teori Relativitas. Ruang dan waktu melengkung dan membuat gravitasi. Padahal, kalau konsep itu dibuktikan lewat benda, terbukti bahwa benda-benda yang kecil-kecil itu pasti jatuh juga ke benda yang besar. Supaya kelihatan rasional, dibuatlah asumsi baru. Ada kekuatan maha dahsyat yang membuat benda itu berputar-putar, yaitu “Big Bang.”
Apakah teori Big Bang itu fakta? Jelas bukan. Itu adalah teori. Bahkan di kalangan mereka sendiri pun, Einstein misalnya, tak percaya dengan Big Bang. Dia berpikir bahwa alam semesta ini Steady State; tak ada awal, tak ada akhir.
Big Bang dan Gravitasi adalah tuhan palsu sains modern. Semua pertanyaan yang tak terjawab, dilemparkan pada dua hal itu. Media-media dan dunia pendidikan mempropagandakan teori Big Bang seolah fakta. Lengkap dengan gambar-gambar canggih yang sebenarnya cuma imajiner.
Berikut usia alam semesta 14 miliar tahun yang sebenarnya cuma perhitungan matematika berdasarkan asumsi.
Oleh sebab itulah Tesla mengatakan; “para saintis ini hanya menghitung matematika dari rumus ke rumus dan akhirnya menciptakan struktur yang tak ada hubungannya dengan realitas.”
Model alam semesta berdasarkan asumsi matematika itu, jika asumsi dasarnya salah, maka semuanya runtuh.
Gravitasi adalah ilusi, yang nyata adalah elektromagnetik dan berat jenis. Oleh sebab itulah Goethe, intelektual terkenal dari jerman mengatakan bahwa “gravitasi Newton itu adalah miss disseminated, Newton menipu diri sendiri, saya mengutuknya, itu adalah kosmologi orang gila” kata Goethe.
Dengan demikian, kita tutup argumen ke 5 yang membuat kita sebelumnya yakin bahwa bumi ini berbentuk bola. Gravitasi Newton adalah teori, ilusi, konsep imajiner berupa gambar-gambar yang tak pernah bisa dibuktikan lewat benda.
Gravitasi dan juga Big Bang adalah tuhan palsu yang merupakan pondasi utama kebohongan sains modern.
Views: 121