
Ini adalah episode ke 5. Pada 4 episode sebelumnya kita sudah menjawab 7 dari 10 argumen yang selama ini membuat kita yakin bahwa bumi berbentuk bola.
Pada episode ini, kita akan membahas topik nomor delapan, yaitu soal penerbangan keliling dunia, akan tiba kembali ke tempat yang sama yang menimbulkan persepsi bahwa bumi ini berbentuk bumi bola.
Pada episode ini, juga dibahas soal Antartika dan bom nuklir kubah bumi yang sangat berkaitan dengan penerbangan dan angkasa luar.
Pertanyaan paling umum tentang flat earth adalah tentang penerbangan. Jika kita terbang dari barat ke timur, akan kembali ke tempat semula. Bagaimana ini bisa terjadi jika buminya datar?
Pertanyaan umum kedua adalah jika bumi ini datar, ujungnya apa? Apakah kita akan jatuh?
Pertanyaan yang lebih mendasar sebenarnya adalah darimana asalnya peta bumi bola dan peta bumi datar itu? Bisa dipertanggung jawabkan atau tidak kebenarannya.
Silahkan Anda cek situs USGS (United States Geological Survey). USGS adalah lembaga resmi bentukan pemerintah Amerika Serikat yang sudah beroperasi selama 137 tahun. Karyawannya hampir 9 ribu orang. Anggarannya mencapai puluhan triliun rupiah pertahun. Tak mengherankan jika USGS menjadi lembaga survey geologi yang paling kredibel di dunia saat ini.
Di situs USGS tentang Map Projections, Anda akan melihat proyeksi peta yang disebut Azimuthal Equidistant, yaitu memproyeksikan peta bumi datar menjadi peta bumi Globe.
USGS mengatakan bahwa peta bumi datar yang diproyeksikan lewat Azimuthal Equidistant ini digunakan untuk membuat peta atlas nasional Amerika Serikat untuk menentukan jarak penerbangan serta untuk menentukan arah antena.
Selanjutnya USGS mengatakan bahwa logo PBB adalah peta bumi datar yang menjadi sumber Azimuthal Equidistant itu.
Ini adalah bukti yang tak terbantahkan. Pada referensi lain di Wikipedia, diterangkan bahwa peta bumi datar yang diproyeksikan dengan metoda Azimuthal Equidistant ini, membuat berbagai jarak pada peta bumi bola menjadi benar secara proporsional. Artinya, peta yang sebenarnya adalah peta bumi datar itu.
Disebut pula bahwa rumus matematika untuk pembuatan Azimuthal Equidistant ini pertamakali dikemukakan oleh seorang cendekiawan muslim bernama Al-Biruni yang hidup 1000 tahun lalu.
Kita tak pernah mendengar nama Al-Biruni, tapi NASA tau persis dan menamakan sebuah crater di bulan dengan nama Al-Biruni Crater untuk menghormati pencetus metode Azimuthal Equidistant itu.
Jadi jelas sekali bahwa menurut USGS, peta bumi datar adalah dasar pembuatan peta bumi bola.
Yang mungkin Anda tidak perhatikan adalah horizon bumi selama Anda terbang. Lengkung seperti bola atau lurus dan datar. Berikut adalah time-lapse dari penerbangan Airbus 380 yang direkam pada penerbangan dari LA ke Frankfurt sejauh 9370 km.
Rekaman dilakukan dengan kamera biasa, bukan fisheye lens yang membuat semua tampak lengkung. Mari kita lihat apakah horizon bumi itu lengkung atau datar.
Kembali pada perbandingan kedua peta. Tempat-tempat di dekat pusat lingkaran, yakni kutub utara secara proporsional jaraknya sama. Semakin ke selatan jaraknya semakin berbeda. Yang paling membedakan adalah Antartika. Kita akan membahasnya satu persatu.
Pertama, jarak benua-benuanya dulu. Kita bisa membuktikannya dengan mudah lewat jalur penerbangan. Di selatan khatulistiwa yakni Australia, Amerika Selatan dan Afrika Selatan, jalur penerbangannya tak masuk akal jika menggunakan peta globe. Tapi masuk akal jika menggunakan peta flat earth.
Anda bisa cek sendiri melalui berbagai situs yang menyediakan layanan tiket penerbangan. Kita ambil contoh satu jalur penerbangan di belahan selatan.
Dari Santiago Chile di Amerika Selatan ke Johannesburg di Afrika Selatan. Jika kita ambil jarak lurus di peta globe, memakan waktu 12 jam penerbangan. Tapi, jika Anda cek di situs-situs tiket penerbangan, rute tersebut tidak ada. Dari Santiago harus mampir dulu di Senegal baru ke Johannesburg, memakan waktu 19 jam penerbangan. Rute itu tampak tidak masuk akal. Tapi jika menggunakan peta flat earth, menjadi sangat masuk akal karena merupakan garis lurus. Menarik bukan?
Kita ambil jalur lain lagi di selatan. Dari Johannesburg, Afrika Selatan ke Sydney di Australia Selatan. Jika kita ambil jarak lurus di peta globe, memakan waktu 11 jam penerbangan. Tapi rute itu tidak ada. Dari Johannesburg harus mampir dulu ke Dubai, baru ke Sydney, memakan waktu 18 jam penerbangan. Ini juga tampak tidak masuk akal. Sementara, jika menggunakan peta flat earth, rute Johannesburg – Dubai – Sydney, hampir lurus. Mana yang lebih masuk akal buat Anda?
Kita ambil contoh ke tiga. Sekarang dari Sydney kembali ke Santiago Chile, jadinya keliling dunia tapi di bagian selatan Khatulistiwa. Menurut keterangan USGS tentang Azhimuthal Equidistant yang sudah dijelaskan tadi, seluruh jarak di selatan Khatulistiwa pada peta globe memang tidak benar karena jaraknya makin jauh dari pusat lingkaran yakni Kutub Utara.
Kita lihat pada peta globe dari Sydney ke Santiago Chile, jika menggunakan garis lurus memakan waktu 15 jam. Rute itu juga tidak ada. Dari Sydney harus transit dulu ke L.A. baru kemudian ke Santiago, total 27 jam. Sangat tidak masuk akal.
Jika menggunakan peta flat earth, rute Sydney – L.A. – Santiago itu memang hampir seperti garis lurus. Mana yang lebih masuk akal buat Anda? Ini semua adalah indikasi “reasonable doubt” bahwa ada kecurigaan yang beralasan. Bukan bukti nyata bahwa rutenya salah. Sebab orang bisa saja mengatakan karena masalah komersial yaitu transit untuk ambil penumpang. Tapi tetap saja, sebagaimanapun mengambil penumpang, tak akan dilakukan jika rutenya tidak masuk akal.
Bukti yang agak telak adalah berita di Daily Mail 13 Oktober 2015 lalu. Pada penerbangan China Airlines dari Bali ke L.A., seorang wanita melahirkan di pesawat pada ketinggian 30.000 kaki atau 9,2 km. Pesawat terpaksa melakukan pendaratan emergency di Alaska. Sangat mengherankan bukan? Dari Bali ke L.A., mendarat emergency di Alaska.
Pada peta globe rutenya seperti ini. Pada peta bumi datar, rute Bali – L.A. mendarat di Alaska adalah seperti ini. Mana yang lebih masuk akal buat Anda?
Perbedaan utama antara peta globe dan peta bumi datar adalah di bagian selatan. Pada peta globe, di selatan Khatulistiwa semakin mengecil dan Antartika adalah sebuah benua. Pada peta bumi datar di selatan Khatulistiwa semakin membesar dan Antartika adalah lingkaran yang mengelilingi bumi datar.
Kunci pembedanya adalah Antartika. Sebuah kawasan misterius yang memang sejak zaman dulu jarang dikunjungi orang. Bukan hanya karena dingin dan ombak yang ganas, melainkan juga karena sistem navigasi termasuk kompas tidak berjalan dengan baik di Antartika.
Tercatat Vasco de Gama, penjelajah asal Portugis yang dalam tanda petik “menemukan” Maluku dan Timor Timur di abad ke 16. Namun upayanya gagal karena cuaca buruk terus menerus dan jarum kompas tidak menentu. Suatu hal yang wajar mengingat jaraknya jauh dari pusat lingkaran bumi yang di kutub utara yang merupakan medan magnet yang menarik jarum kompas ke arah utara.
Penjelajah pertama yang berhasil ke Antartika adalah kapten James Cook, orang Inggris pertama yang tercatat mendarat di Hawaii, Australia dan New Zeeland. Ia menjelajahi Antartika tahun 1772 bersama 111 awak kapal dan saintis. Kapten Cook menjelajahi Antartika selama 3 tahun 8 hari. Ia hanya menemukan tembok es, tak ada jalan masuk.
Selama 3 tahun 8 hari itu tercatat ia menjelajahi 60.000 km tembok es Antartika. Angka itu juga sangat menarik. 60.000 km adalah 1,5 kali panjang equator bumi. Ia sudah menempuh jarak 1,5 kali keliling dunia dan hanya menemukan tembok es Antartika.
Dari jurnal catatan kapten Cook, rute 60.000 km pada peta globe adalah seperti ini. Pada peta bumi datar, rute kapten Cook adalah seperti ini. Ia benar-benar keliling di ujung dunia, tembok es Antartika yang mengelilingi bumi datar.
Catatan kapten Cook ini sebenarnya bukti yang otentik bahwa peta globe adalah bohong. Sebab pada peta globe Antartika dibilang sebagai benua, dengan keliling 12.000 miles atau 19.300 km. Padahal kapten Cook menjelajah keliling tembok es Antartika sepanjang 60.000 km, 3 kali lipat dari yang dikatakan oleh penguasa global.
Tokoh paling penting dalam penjelajahan Antartika adalah admiral Richard E. Byrd. Ini adalah orang yang sangat kredibel. Perwira angkatan laut, pemegang Medal of Honor, medali tertinggi dalam militer Amerika Serikat. Ia tercatat sebagai orang pertama yang terbang ke kedua kutub, kutub utara dan kutub selatan. Byrd tercatat sebagai admiral termuda dalam sejarah militer Amerika Serikat. Ia diangkat sebagai admiral pada usia 41 tahun.
Admiral Byrd pertama kali menjelah Antartika tahun 1928 – 1930 dengan dua kapal laut dan tiga pesawat udara. Byrd kembali menjelajah Antartika tahun 1934. Yang ke dua kali itu ia sendirian, 5 bulan di Antartika. Penjelajahan Antartika ke tiga, dilakukan tahun 1939 – 1940 dimana admiral Byrd ditugaskan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Yang paling fenomenal adalah penjelajahan ke empat, tahun 1940 – 1947 setelah perang dunia ke dua yang terkenal dengan nama Operation Highjump. Admiral Byrd ke Antartika membawa pasukan militer lengkap, 13 kapal laut termasuk kapal induk dan 29 pesawat terbang termasuk helikopter. Ekspedisi Antartika terbesar sepanjang sejarah umat manusia sampai sekarang.
Operation Highjump menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi. Untuk apa membawa pasukan sebanyak itu? Ancaman apa yang mereka khawatirkan sampai harus membawa pasukan sebesar itu? Tujuan yang sesungguhnya tidak terungkap sampai sekarang. Sebagai perwira militer, admiral Byrd tutup mulut, tak banyak bicara soal itu.
Dokumentasi Operation Highjump sempat beredar. Terlihat admiral Byrd menemukan wilayah di Antartika yang sama sekali tidak ditutupi salju, yang sangat memungkinkan adanya kehidupan.
Dalam wawancara harian Chile, El Mercurio tahun 1947 admiral Byrd membuat pernyataan yang sangat mengejutkan. Ia mengatakan “Amerika Serikat perlu mengambil tindakan defensif terhadap serangan udara musuh yang datang dari kutub.” Musuh yang mana? Mengapa dari kutub? Teka-teki yang tak terjawab sampai sekarang.
Ekspedisi ke lima admiral Byrd ke Antartika dilakukan tahun 1956-1957, dikenal dengan nama Operation Deep Freeze untuk membangun 3 pangkalan militer di Antartika. Berikut ada cuplikan wawancara TV yang langka, dari admiral Byrd tahun 1957.
Ada 3 hal yang sangat penting yang perlu dicatat dari pernyataan otentik admiral Byrd. Pertama, Antartika kaya sumber daya alam. Ada batu bara, minyak dan kemungkinan uranium. Kedua, ada wilayah sebesar Amerika Serikat yang belum pernah dilihat oleh manusia. Letaknya melampaui atau di belahan lain Antartika. Ketiga, dari kliping koran di Chile tahun 1947 setelah Operation Highjump, dikatakan ada kemungkinan serangan udara musuh yang datang dari Antartika.
Ketiga hal ini adalah teka-teki yang luar biasa. Pertama, dunia pertambangan di manapun ada sumber daya, pasti akan disambangi dan digali. Selama ada nilai ekonomi, menghasilkan keuntungan, perusahaan pasti berebut. Udara dingin sama sekali bukan hambatan. Di kutub utara, kita tau ada banyak perusahaan tambang yang beroperasi. Australia misalnya, yang berada di belahan bumi selatan memiliki pertambangan di kutub utara, tapi tidak di Antartika.
Tak ada satu pun perusahaan pertambangan yang menggali sumber daya disana. Padahal jelas-jelas admiral Byrd mengatakan ada sumber batu bara yang cukup untuk memasok seluruh dunia selama beberapa tahun.
Apakah ini berkaitan dengan pernyataannya, bahwa ada kemungkinan serangan udara musuh dari Antartika? Musuh yang mana? Byrd menyimpan rahasia ini bersama para elite global.
Kedua, dikatakan ada wilayah sebesar Amerika Serikat yang belum pernah dilihat oleh manusia, letaknya “beyond” on the other side Antartika. Jelas sekali ia tidak bicara dengan menggunakan peta bumi globe. Sebab, jika terbang melewati Antartika, seharusnya kembali pada 3 benua yang terletak di selatan. Apakah Australia, Amerika Selatan atau Afrika Selatan. Tapi Byrd mengatakan jika kita terbang melewati Antartika justru sampai ke benua lain yang belum pernah dilihat oleh manusia. Tak mungkin jika menggunakan peta globe.
Sekali lagi, Admiral Byrd adalah tokoh yang kredibel. Admiral termuda sepanjang sejarah militer Amerika Serikat, pemegang Medal of Honor dan kita semua melihat dan mendengar sendiri dari mulutnya, bukan berita hoax atau salah terjemahan.
Artinya informasi ini adalah data yang kredibel bahwa jika kita melewati Antartika, kita akan menemukan dunia lain, benua yang belum terpetakan. Pada peta bumi datar yang dipetakan memang hanya sebatas tembok es Antartika yang mengelilingi bumi datar. Tak ada yang tahu apa yang ada di seberang tembok es itu.
Kebanyakan orang berpikir bahwa di tembok es itu ada kubah Celestial yang tidak kelihatan. Tapi menurut Byrd masih ada benua lain di seberang sana. Apakah ini berkaitan dengan pernyataannya tentang ancaman serangan udara musuh dari belahan Antartika?
Yang sangat menarik di Library of Congress, perpustakaan kongres Amerika Serikat, Anda dapat menemukan peta seperti ini. Peta itu ditemukan di sebuah pulau di Jepang yang dibuat sekitar 1000 tahun lalu.
Kita lihat yang bulat ditengah itu adalah peta bumi datar yang juga merupakan logo PBB. Lingkaran putih adalah tembok es Antartika. Di bagian luarnya ada lusinan benua-benua sebesar Amerika. Apakah ini yang dimaksud oleh admiral Byrd? Kalaupun benar, apakah benua-benua itu ada penghuninya? Manusia atau bukan? Itukah yang dimaksud Byrd sebagai kemungkinan serangan udara musuh dari belahan Antartika?
Jangankan pergi ke bulan, Mars atau Jupiter, di belahan selatan bumi saja masih banyak yang tidak kita ketahui.
Dunia berubah total setelah penjelajahan Antartika secara militer lewat Operation Highjump 1946 dan Deep Freeze tahun 1957 ini. Tahun 1957, dimulailah perundingan Antartic Treaty yang ditandatangani dua tahun kemudian. Antartika dideklarasikan sebagai daerah terlarang.
Tahun 1957 itu juga diluncurkan Sputnik, satelit pertama di dunia buatan Rusia yang menjadi pemicu perlombaaan teknologi angkasa luar. NASA didirikan setahun kemudian tahun 1958. Dari situ dimulailah berbagai cerita tentang perjalanan ke angkasa luar, pendaratan di bulan, bisnis satelit, pengiriman satelit ke Mars, Jupiter dan lain-lain.
Yang tak banyak orang tahu, tahun 1958 itu juga Amerika Serikat dan Soviet kompak sama-sama membom nuklir langit selama empat tahun sampai tahun 1962. Operasi bom nuklir langit ini dinamakan High Altitude Nuclear Explosions atau HANE.
Dulu merupakan Top Secret. Sekarang kita bisa mengetahui detail operasi ini setelah arsip-arsip rahasia itu boleh dipublikasikan 50 tahun kemudian, yaitu 2012 yang lalu.
Ini adalah tiga hal yang sangat menarik yang merubah dunia untuk selamanya. Tentu tak ada referensi yang mengatakan bahwa ketiga hal itu saling berkaitan. Sama naifnya dengan berharap tiap negara tak boleh punya rahasia militer dan strategi militer harus diumumkan lewat koran.
Dunia tidak berjalan seperti itu. Kita hanya bisa mengetahui hal-hal seperti ini melalui analisis intelijen atau kecerdasan. Hanya otak intel dan detektif yang bisa mendeteksi kaitan dari berbagai indikasi yang ada.
Pemicunya adalah operasi militer penjelajah Antartika lewat Operation Highjump 1946-1947 dan Operation Deep Freeze 1956-1957. Ada wilayah baru kaya sumber daya alam tapi tak ada yang boleh mengekplorasi. Ada wilayah sebesar Amerika di seberang, di belahan lain, Antartika. Ada kemungkinan serangan udara lawan yang datang dari belahan Antartika.
Lantas apa yang dilakukan? Ada tiga hal.
Politik : Tutup Antartika melalui Antartic Treaty 1957 yang ditandatangani 1959. Tak ada orang yang boleh lewat Antartika.
Militer : Amerika Serikat dan Soviet kompak, sama-sama membom nuklir langit selama 4 tahun, High Altitude Nuclear Explosions 1958-1962. Ada tirai celestial, medan elektromagnetik, langit, atau apapun namanya yang tak mempan dibom nuklir selama 4 tahun.
Propaganda : Penjelajahan angkasa luar. Sputnik, yang memicu berdirinya NASA. Padahal Amerika Serikat dan Soviet sama-sama tahu, ada tirai celestial yang tak mempan dibom nuklir selama 4 tahun. Tak ada roket yang bisa melewatinya.
Kita akan membahas ke tiga hal ini secara detail dengan bukti-bukti yang otentik dan kredibel. Langkah politik menutup Antartika dan langkah militer pemboman nuklir langit dibahas pada episode 5 ini.
Langkah berikutnya, propaganda penjelajahan angkasa luar dibahas pada episode ke 6 : Nasa Hollywood.
Kita mulai dengan langkah politik. Menutup Antartika dari seluruh warga dunia, lewat Antartic Treaty 1959. Antartika berada dibawah pengawasan 12 negara, yaitu Amerika Serikat, Soviet atau Rusia sekarang, Inggris, Prancis, Jepang, Belgia, Norwegia dan 5 negara dibelahan paling selatan dunia, Australia, New Zeeland, Argentina, Chili dan Afrika Selatan.
Ini adalah skandal. Semua negara boleh punya rahasia militer dan daerah terlarang. Area Fifty One atau Pentagon misalnya atau istana negara. Sudah pasti orang tak boleh terbang melintasi daerah itu tanpa izin. Tapi bukan berarti tak boleh melintasi satu benua Amerika. Melarang orang melewati satu benua adalah bukti bahwa dunia ini adalah panggung yang dikuasai oleh segelintir dalang.
Dunia adalah milik seluruh warga, berdasarkan prinsip kesetaraan. Tak ada yang boleh menjadi polisi dunia. Sebab kekuasaan itu cenderung korup dan kekuasaan yang mutlak secara mutlak pasti akan korup. Warga dunia berhak untuk tau, ada apa sebenarnya di Antartika.
Jika bumi ini berbentuk bola dan seberang Antartika adalah belahan bumi kita juga, semua warga berhak untuk tahu. Jika ternyata di seberang Antartika ada dunia lain yang belum pernah dilihat manusia, seperti yang dikatakan oleh Admiral Byrd, warga dunia pun berhak untuk mengetahuinya.
Maka kita kembali pada Flat Earth Challenge di awal episode 1. Kita tak perlu buang waktu berdebat kusir soal bentuk dunia. Silahkan terbang lintasi Antartika, Anda tak akan dapat melakukannya. Yang dimaksud disini adalah “terbang melintasi” Antartika, bukan camping atau terbang dipinggiran. Banyak tour atau camping di pinggiran Antartika, bukan itu yang dimaksud.
Lebih lucu lagi, peserta tour Antartika diminta untuk tidak memotret horizon secara langsung, tapi harus melalui kaca cembung fish eye lens agar horizonnya kelihatan lengkung.
Ini juga bukti bahwa ada hal yang disembunyikan. Horizon di Antartika kelihatan sekali lurus dan datar, tapi hanya boleh dipotret dengan kaca fish eye agar kelihatan lengkung.
Tak ada yang bisa keliling dunia lewat selatan lintasi Antartika. Apa yang disembunyikan disana? Apa dasarnya 12 negara punya hak lebih dari negara-negara lain di dunia. Dimana itu jargon hak asasi manusia dan demokrasi yang selama ini mereka dengung-dengungkan? Yang ada hanyalah Kartel, Oligopoly, Homo Homini Lupus, manusia adalah serigala bagi sesamanya.
Ini yang membuat titik flat earth booming secara eksponensial sejak November 2015. Jika semua orang lama-lama sadar, satu kebohongan ini akan membongkar kebohongan-kebohongan lainnya, seperti batu kerikil yang bikin jatuh raksasa. Elite global mulai terpojok, jumlah mereka hanya sedikit. Tak ada yang bisa melawan People Power.
Maksud dari pemaparan ini adalah membangkitkan kesadaran. Silahkan sebarkan, silahkan lakukan riset sendiri, silahkan buat video sendiri dan tayangkan. Jangan berharap mereka akan mengakui.
Standard Operating Procedure-nya adalah bantah, bantah dan bantah. Jika Anda memposting soal Flat Earth, jangan kaget jika dihina dan dipermalukan seperti orang yang paling bodoh di dunia.
Saran saya, tak perlu ladenin debat kusir. Cukup fokus pada 3 hal, pembuktian secara angka dan fisik. Perhitungan matematik Gravitasi, perhitungan matematik Gerhana, dan fisik melintasi Antartika. Skak Mat!
Diluar kisah-kisah drama perang dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet sebenarnya kompak melakukan operasi militer gabungan. Penjelajahan Antartika yang terakhir, Operation Deep Freeze 1956-1957 oleh Amerika Serikat dan Soviet. Tak lama kemudian di tahun 1957 itu juga, Soviet meluncurkan pertama di dunia, yakni Sputnik.
Fungsi Sputnik sebagai satelit bisa dibilang tak ada apa-apanya. Sebuah bola dengan diameter 58 cm dan hanya membunyikan sinyal yang tak penting. Yang signifikan adalah roketnya. Itu adalah kali pertama manusia bisa mengirim roket sampai ketinggian 577 km, lebih dari setengah pulau jawa ke angkasa. Amerika Serikat menyusul tak lama kemudian. Mengirim roket berisi satelit Explorer tahun 1958.
Amerika Serikat dan Soviet sama-sama tahu ada sesuatu di angkasa yang sangat serius. Kita hanya mendengar sedikit lewat fenomena Van Allen Belt, ada medan radiasi yang menutupi bumi. Keadaan sesungguhnya jauh lebih serius dari itu.
Begitu seriusnya, hingga Amerika Serikat dan Soviet sama-sama membom nuklir langit selama 4 tahun. Sebuah operasi militer yang sangat mahal yang tak mungkin dilakukan jika tidak benar-benar penting.
Operasi ini disebut High Altitude Nuclear Explosions, disingkat HANE, dari tahun 1958 sampai 1962. Dulu Top Secret sekarang kita semua bisa mengakses informasi setelah rahasia tersebut dibuka ke publik 50 tahun kemudian yakni tahun 2012 yang lalu.
Kita bisa mengetahui nama operasinya masing-masing. Tempatnya, waktunya dan kekuatan bomnya, 1000 kali lebih dahsyat dari bom atom Hirosima dan Nagasaki. Ini menunjukkan betapa seriusnya persoalan tersebut.
Kita perhatikan nama-nama operasinya. Operation Dominic, Operation Fishbowl. Kita pahami dulu apa maksudnya. Melalui teknologi roket yang bisa mencapai ketinggian 577 km, Amerika Serikat dan Soviet sama-sama tahu bahwa ada tirai, alias kubah celestial yang menutupi bumi. Kubah yang tidak kelihatan, tetapi memiliki radiasi yang mematikan. Seperti perisai elektromagnetik dalam film Star Trek. Bahkan disebut Impenetrable, tak dapat dilewati. Sungguh mengherankan orang sampai sekarang masih percaya bisa pergi ke angkasa luar. Padahal jelas-jelas disebut ada perisai alami yang tak dapat ditembus.
Ini yang dulu dikatakan oleh Ibnu Sina seribu tahun yang lalu sebagai “Solid, but Transparent Spheres,” dan yang dikatakan oleh Nikola Tesla seratus tahun lalu sebagai “Celestial Spheres.” Untuk mudahnya kita sebut saja Kubah Celestial atau “Kubah Bumi.”
Elite Global merasa kita ini seperti ikan dalam akuarium. Mereka mau menghancurkan akuarium itu dengan bom nuklir. Oleh sebab itu, operasi ini disebut Operation Fishbowl.
Elite Global dan Freemason adalah titisan doktrinal dari raja Nimrod yang membangun menara Babel untuk menantang tuhan yang menciptakan banjir nabi Nuh. Mereka percaya bahwa yang namanya Paradise alias surga firdaus adalah Atlantis. Sebuah benua yang ditenggelamkan oleh tuhan lewat banjir Nuh. Itu sebabnya Nimrod membangun menara Babel yang menjulang tinggi ke langit. Anda bisa mempelajari sendiri soal menara Babel ini pada Al Kitab Taurat.
Elite Global melakukan hal yang sama. Operation Fishbowl menghancurkan akuarium alias kubah celestial yang menutupi bumi dengan menggunakan bom nuklir. Persis seperti raja Nimrod membangun menara Babel menjulang tinggi ke angkasa untuk menantang Tuhan. Oleh sebab itu, operasi bom nuklir kubah bumi ini disebut Operation Dominic alias operasi Tuhan. Menghancurkan akuarium kubah bumi alias Operation Fishbowl mereka menggunakan bom nuklir yang dinamakan Thor. Palu godam dewa pagan untuk memukul kubah bumi buatan Tuhan.
Terakhir beredar rekaman video Operation Fishbowl tahun 1962 yang sudah boleh diakses publik setelah kadaluarsa 50 tahun. Mari kita saksikan, Anda takkan pernah melihat hal seperti ini lagi dalam hidup Anda.
Amerika Serikat dan Soviet sama-sama membom nuklir selama 4 tahun 1958-1962. Kubah celestial tak dapat ditembus. Amerika dan Soviet sama-sama tahu, tak ada yang bisa pergi ke angkasa luar.
Perlombaan angkasa luar termasuk perjalanan ke bulan adalah sandiwara, bisnis Hoax, dimana elite global mendapat keuntungan yang luar biasa dari anggaran negara. Soviet bangkrut, Dollar inflasi, Rupiah kita lebih hancur lagi. Elite global tak akan mengakui ini. Mereka lebih baik membunuh daripada mengakui bahwa mereka bohong soal angkasa luar. Tak akan ada resolusi damai, yang ada ialah People Power, mosi tidak percaya pada penguasa global yang membuat bangkrut semua negara di dunia lewat hutang-hutang dan financial enginering.
Tentang Space Program yang dilakukan Amerika Serikat, Rusia, China dan lain-lain akan kita bahas pada episode ke 6 : NASA Hollywood. Sementara kita tutup episode ke 5 yang membahas argumen ke 8 bumi bola. Penerbangan keliling dunia dari barat ke timur atau sebaliknya tidak membuktikan bahwa bumi ini berbentuk bola. Sebab, perjalanan tersebut sebenarnya adalah seperti jangka yang mengelilingi pusat lingkaran, yakni kutub utara pada bumi datar.
Sebaliknya, rute Bali – L.A. yang terpaksa mendarat darurat di Alaska karena wanita melahirkan, tak akan terjadi jika buminya berbentuk bola. Rute tersebut hanya mungkin terjadi jika menggunakan peta bumi datar.
Orang bisa terbang keliling dunia dari barat ke timur atau sebaliknya. Tak ada yang bisa keliling dunia dari selatan ke utara, melintasi Antartika. Silahkan Anda buktikan sendiri.
Hal ini membuktikan ada rahasia yang disembunyikan di Antartika. Antartika adalah salah satu rahasia kunci pada Konspirasi Bumi Datar.
Views: 163