
﷽
Kepopuleran Gleason’s Map sebagai acuan peta proyeksi bagi orang-orang yang berpaham Flat Earth sudah kadung mewabah, saking populernya peta proyeksi yang berbasis Azimuthal Equidistant ini, beberapa orang menjadikannya sebagai sumber utama dalam mereferensikan peta bumi datar yang sesungguhnya (termasuk saya sebelum ini).
Pembaca tentu sudah mahfum bahwa suatu hal yang kadung populer di masyarakat bukanlah cerminan dari suatu “kebenaran” yang mutlak.
Dikalangan flatters, ada suatu pesan yang menjadi pondasi dalam memahami bumi datar yakni “Jangan percaya dulu bumi datar, tapi pelajarilah kebohongan bumi bola (heliosentris)”, yap kurang lebih seperti itu.
Ternyata peta proyeksi Gleason’s map mempunyai berbagai anomali sebagai peta bumi datar (flat earth) yang disebut-sebut sebagai peta standar dunia. Mari kita kulik lebih jauh pada tulisan pertama ini, anomali apa saja yang ada pada peta proyeksi ini, dengan harapan sebagai pembelajaran bersama.
Alexander Gleason lahir sebagai di Amerika pada tahun 1827. Berawal menjadi seorang masinis, kemudian beralih menjadi engineer. Beberapa tahun kemudian ia populer karena karyanya dalam memproyeksi sebuah peta dunia, yang dikenal dengan Gleason’s map. Hingga suatu hari, peta proyeksinya ‘dijadikan’ acuan standar baru peta dunia, berbasis Azimuthal Equidistant.
Di peta proyeksi Gleason ini terdapat beberapa anomali, berikut diantaranya:
1. KESALAHAN PENULISAN (TYPO)
Capicorn, yang seharusnya ‘Capricorn‘.
Corrisponding, yang seharusnya ‘Corresponding‘.
Rio Janeiro, yang seharusnya ‘Rio de Janeiro‘.
Shanghae, yang seharusnya ‘Shanghai‘.
Houlolu, yang seharusnya ‘Honolulu‘.
Gambodia, yang seharusnya ‘Cambodia‘, juga Sangapore, yang seharusnya ‘Singapore‘.
Dan beberapa typo di berbagai negara lainnya seperti Soudan, yang seharusnya Sudan. Hayti, yang seharusnya Haiti. Guinea, yang seharusnya Guyana. Mangalore, yang seharusnya Bangalore. Cooks Island, yag seharusnya Cook Island. Buenos Ayres, yang seharusnya Buenos Aires. United States of Columbia, yang seharusnya United States of Colombia. Aucland Islands, yang seharusnya Auckland Islands.
Sumber dasar peta proyeksi ini bisa kalian lihat disini.
2. KEJANGGALAN TANGGAL RILIS HAK PATEN
Alexander Gleason mendaftarkan paten Gleason map dengan nomor seri publikasi US497917 A, bisa cek disini.
Dalam peta yang sering kita lihat, disitu tertulis “Patent Allowed, November 15 1892“.
Gleason’s map yang banyak beredar mengklaim penggunaan paten di bulan November 1892, tapi kenapa lampiran asli pendaftaran hak paten justru tercantum dengan tanggal yang berbeda? Tepatnya di bulan Mei 1893 seperti gambar berikut :
Ketidak-sinkronan tanggal serta tahun penerbitan hak paten pada Gleason’s Map sangat tidak lumrah dalam kaidah saintifik. Karena nilai ilmiah — saintifik sangat memperhatikan efek kausalitas dan kecocokkan antara data satu dengan data yang lainnya.
Kita tentunya sudah sepakat bahwa labelisasi (authority) adalah cara bermain termudah untuk memainkan persepsi orang; bahwa labelisasi ini telah dipatenkan secara resmi.
Bukankah kita tahu bersama bahwa bumi bola (globe) bersama teori heliosentris dan juga teori bigbang serta teori darwinisme telah dipatenkan oleh otoritas resmi untuk diajarkan di sekolah-sekolah?
Bahkan bank sentral hingga vaksinasi anak pun tidak dari sebutan hak paten. Namun hak paten itu bukanlah jaminan bahwa ini ‘pasti benar’.
3. TIDAK ADA ARSIP RESMI
The Norris Peters Co. Photo-Litho. Washington D.C adalah institusi/lembaga (non-profit) yang menaungi hak paten karya Alexander Gleason. Lihat kotak yang dilingkari merah pada gambar dibawah ini, The Norris Peters Co.
Anehnya, rilisan yang disebut mempunyai hak paten Gleason’s map tidak dapat ditemukan dalam perpustakaan online dengan kata kunci : “The Norris Peters Co. Photo-Litho. Washington D.C” dalam pencarian Google!
Jadi, dimana validasi dari rilisan pertama versi asli dari Gleason’s map itu sendiri?
KESIMPULAN
Gleason’s map penuh dengan anomali dari sisi historis bilamaba kita masih terpaku pada labelisasi (authority) yang memberikan label hak paten.
Banyaknya typografi atau kesalahan dalam ejaan pada penulisan informasi didalamnya, menyiratkan bahwa labelisasi hak paten tidak disertai dengan kualitas informasi di dalamnya.
Hak paten yang janggal dalam lampiran awal penerbitan dengan apa yang dicantumkan di dalam map tersebut, adalah hal yang tidak ‘biasa’ dalam metode sains.
Tidak ditemukannya berkas file proyeksi Gleason pada institusi/lembaga yang menaungi Alexander Gleason, sangatlah aneh bila kita membenarkan hal ini atas asas ilmiah.
Siapakah J/S Christopher? Rancunya informasi tentang seorang bernama J/S Christopher, semakin menambah anomali Gleason’s map dari sisi historis dan keotentikannya. Bahkan J/S Christopher sama sekali tidak dapat ditemukan peran dan andilnya dalam pembuatan proyeksi Gleason’s map.
Dari kesemua tulisan diatas bisa disimpulkan bahwa adanya manipulasi data yang terjadi pada peta proyeksi Gleason’s map.
والله أعلم
pembahasan peta akan bersambung ke tulisan kedua…
بارك الله فيك
Semoga bermanfaat.(AM)
Views: 89