
﷽
Prolog : Tulisan ini dari hasil sebuah renungan saya atas kesalahpahaman dalam memahami konsep Geosentris / Bumi Datar.
A. Memahami kata dihamparkan dan hamparan (Bumi dihamparkan dan/atau Bumi sebagai hamparan)
Bumi itu dihamparkan, dihamparkan itu tentu dibawah, dalilnya jelas karena langit itu “ditinggikan,” tentu bumi tidak bisa dibayangkan melayang dilangit, karena kalau dipaksa untuk dibayangkan seperti itu maka : bumi sejatinya tidak terpisah dengan langit , karena bumi bagian dari benda langit (benda langit di Galaxy Milky Way).
Hal itu tentu kontradiksi dengan makna ayat QS.21:30 (Bumi dan langit itu terpisah). Ini juga tidak bisa dikaitkan dengan “BigBang”. Bigbang itu fakta teori nya ialah kecelakaan kosmik (yaitu alam semesta terjadi secara kebetulan bukan Ketentuan Ilahi/Qadarullah).
Jadi Flatearth memahaminya : Bumi sebagai hamparan seperti pada Qs.2:22 dan langit sebagai atap yang terpelihara untuk menahan benda langit yang jatuh, sesuai dengan Qs.22:65 .
B. Apa itu (langit) ?
Karakteristik Langit Menurut Al Qur’an:
Qs. Al-Baqarah (2:19) : langit menurunkan air (Hujan)
Qs. Al-Isra (17:92): langit jika jatuh Berkeping-keping (seperti kaca)
Qs. Al-Anbiya (21:30): langit dan bumi Terpisah
Qs. Al-Anbiya (21:32): langit Sebagai atap yang terpelihara
Qs. Al-Hajj (22: 65): Allah Menjaga Bumi dengan langit
Qs. Saba (34:9): langit jika jatuh berkeping-keping
Qs. Qaff (50:6): langit ditinggikan, dihiasi, dan tidak retak
Qs. Al-Qamar (54:11): langit punya pintu-pintu yang bisa terbuka-tertutup
Qs. Al-Ma’arij (70: 8): langit bagaikan cairan tembaga (pada hari kiamat)
Qs. Al-Muzzammil (73:18): langit akan terpecah belah (pada kiamat)
Qs. An-Naba (78: 12): langit itu berlapis-lapis (7 lapisan) dan kokoh
QS. Al-Ghasiyah : langit ditinggikan tanpa tiang.
* masih banyak lagi ayatnya dan kita tidak perlu mentakwil, berdongeng dan berimajinasi langit itu ruang hampa! Langit itu disamping (di kanan & di kiri), di depan dan langit juga dibawah.
Ayat-ayat itu cukup mengikat dan saling menguatkan bahwa langit memang berlapis-lapis, keras dan letaknya selalu di atas, tidak berpemahaman “ketika kita menghadap kearah depan tanpa halangan artinya kita sedang menghadap langit.”
Dalil yang sangat kuat, langit selalu di atas :
Qs. Al Baqarah (2:144) : Rasulullah sering menengadah wajahnya keatas langit, lalu dipalingkan ke kiblat Masjidil Haram yang bersambung lurus dengan ka’bah dilangit. Yang padahal syubhat sains modern-nya langit juga ada didepan (sejajar) dengan kita. Itulah dalil yang menguatkan juga bahwa kita disunnahkan berdo’a menghadap sejajar dengan kiblat.
Sekali lagi harus kita sadari, bahwa kita itu mustahil sejajar dengan langit dan ketika kita kearah kiblat tidak perlu berimajinasi melengkung belok ke arah kiblat (ka’bah)!
C. Menjunjung tinggi batasan manusia dalam memahami alam semesta
Hal ini disimpulkan bahwa :
1. Flatearth tidak bisa dipaksa menggambarkan bentuk Bumi yang sebenarnya / seutuhnya. Jadi jangan memfitnah flatearth itu punya kepercayaan Bumi nya gepeng atau ceper melayang-layang ditengah langit.
– Penting kita ketahui, kata “Datar” yang disematkan untuk Bumi itu maksudnya adalah sifat permukaannya yang datar. Jadi kalau ditanya bentuk bumi seutuhnya “seperti apa” flatearth harus jawab tidak tahu.
Jadi contohnya : kata Datar pun bisa di sematkan juga kedalam asumsi Bumi itu bulat dan datar, lalu kita bisa gambarkan Bumi Full 3D nya :
“permukaannya datar” “bentuk permukaannya bulat” jadilah gambaran seperti Tabung.
Itu sekedar contoh ! Awas jangan membuat syubhat FE memahami bumi ini bentuknya seperti tabung, apalagi ditambahkan pula syubhat melayang-layang dilangit. Jadi maksud kata-kata : Datar VS Bulat / Datar VS Globe yaitu GLOBER VS TRUTH SEEKER.
Jadi mohon sepakati pemahaman yang benar “apa itu” Globe, Bulat dan Datar agar tidak terjadi kesalahpahaman.
2. Flatearth hanya menjunjung tinggi karakteristik bumi Allah itu mustahil globe, Bumi Allah itu benar-benar begitu Luas , jadi saking luasnya ; manusia memang Allah arahkan untuk benar-benar melihat kebesaran-Nya dan membuat manusia mengakui keterbatasan pengetahuannya untuk memahami Luasnya Bumi.
jadi kalau berfikir bumi itu globe artinya bumi ini kita bisa asumsikan sudah terhitunglah luasnya dan jika benar sudah terhitung artinya luas / tidak? mungkin kita bisa anggap bumi itu benar-benar luas , tapi makna hakikatnya “kerahasiaan Allah tentang luasnya bumi ini tidak luas” , karena sudah diketahui luas dan terukurnya oleh manusia.
3. Jadi Flatearth selalu berfikir luasnya Bumi dan tinggi nya langit itu kebesaran Allah yang akhirnya manusia harus mengakui dirinya sangat hina, pengetahuan luasnya Bumi benar-benar lemah, asumsi bentuknya pun tidak bisa dipercaya, apalagi ngaku-ngaku tahu angka luas permukaannya.
Views: 119