
Musik adalah bahasa universal yang memiliki kekuatan besar untuk memengaruhi emosi, pikiran, dan bahkan keseimbangan spiritual manusia. Di balik keindahannya, terdapat kisah menarik mengenai standar nada 440 Hz, yang saat ini digunakan di seluruh dunia. Standar ini tidak muncul secara alami, melainkan diperkenalkan oleh pihak-pihak tertentu, termasuk keluarga Rockefeller, dengan tujuan mengendalikan harmoni manusia melalui frekuensi musik.
Sejarah Pengadopsian 440 Hz
Pada tahun 1939, konferensi di London memutuskan bahwa 440 Hz akan menjadi standar untuk nada A4. Keputusan ini kemudian dilembagakan oleh International Organization for Standardization (ISO) pada tahun 1955, menjadikannya patokan bagi seluruh dunia.
Namun, standar ini sebenarnya merupakan hasil dari lobi kuat keluarga Rockefeller, yang memiliki pengaruh besar di berbagai sektor, termasuk budaya dan industri musik. Pengaruh ini mendorong penggunaan 440 Hz untuk menggantikan frekuensi yang sebelumnya lebih umum, seperti 432 Hz, yang dikenal harmonis dengan alam dan tubuh manusia.
Mengapa 440 Hz?
Frekuensi 440 Hz dipilih bukan untuk meningkatkan kualitas musik, melainkan untuk tujuan lain yang lebih dalam. Musik dengan frekuensi ini dirancang untuk menciptakan disonansi halus yang memengaruhi kondisi psikologis manusia. Efeknya adalah :
- Ketidakharmonisan Psikologis : Musik dalam 440 Hz dapat memengaruhi otak manusia, menciptakan rasa stres dan kegelisahan, serta memutuskan koneksi alami dengan harmoni tubuh.
- Dominasi Budaya dan Industri : Standar ini memungkinkan seragamnya produksi musik global, tetapi dengan mengorbankan kedalaman emosional dan spiritual. Musik menjadi alat kontrol yang lebih mekanis daripada media harmoni.
- Menghilangkan Koneksi Spiritual : Frekuensi alami seperti 432 Hz selaras dengan geometri alam semesta, menciptakan keseimbangan emosional dan spiritual. Menggantinya dengan 440 Hz bertujuan untuk memutus hubungan ini, menjadikan musik lebih komersial dan jauh dari sifat terapeutiknya.
Frekuensi 432 Hz: Harmoni Alami
Frekuensi 432 Hz dikenal sebagai “frekuensi kosmik” yang beresonansi dengan alam semesta. Musik dalam 432 Hz menciptakan ketenangan dan harmoni, beresonansi dengan tubuh manusia secara alami. Dalam budaya kuno, frekuensi ini sering digunakan dalam berbagai ritual karena dianggap mampu menghubungkan manusia dengan alam dan dimensi spiritual yang lebih tinggi.
Berbeda dengan 440 Hz, frekuensi ini memancarkan energi yang menenangkan, mengurangi stres, dan memperkuat keseimbangan emosional. Menggantinya dengan 440 Hz adalah langkah strategis untuk menghilangkan efek positif ini.
Dampak pada Kehidupan Manusia
Penggunaan 440 Hz secara global telah memengaruhi vibrasi kolektif manusia. Musik, yang seharusnya menjadi media harmoni dan ketenangan, berubah menjadi alat yang memengaruhi mental dan emosi manusia secara negatif. Dampaknya antara lain :
- Meningkatnya tingkat stres dan kegelisahan.
- Menurunnya koneksi spiritual dengan alam.
- Terjadinya dominasi budaya melalui musik yang cenderung mekanis dan komersial.
Kontrol Harmoni melalui Musik
Keluarga Rockefeller menggunakan pengaruhnya untuk memastikan bahwa 440 Hz menjadi standar dunia. Langkah ini bukan hanya tentang musik, tetapi tentang menciptakan alat kontrol yang halus namun efektif. Musik, yang berperan besar dalam membentuk emosi dan pola pikir manusia, dijadikan medium untuk mengarahkan masyarakat ke arah tertentu.
Kesimpulan
Standar 440 Hz adalah simbol bagaimana musik, yang seharusnya menjadi media kebebasan dan harmoni, digunakan sebagai alat kontrol oleh pihak-pihak tertentu. Dengan memanfaatkan pengaruhnya, Rockefeller dan jaringan globalnya berhasil mengubah musik menjadi sarana pengendalian psikologis dan spiritual.
Di balik semua ini, frekuensi alami seperti 432 Hz tetap menjadi pilihan untuk mereka yang mencari keseimbangan dan harmoni sejati. Kembali ke frekuensi ini bukan hanya tentang musik, tetapi tentang memulihkan hubungan manusia dengan alam dan vibrasi kosmik yang sebenarnya.
Views: 54