
Ini adalah episode ke 6. Pada 5 episode sebelumnya, kita sudah menjawab 8 dari 10 argumen yang selama ini membuat kita yakin bahwa bumi berbentuk bola. Pada episode ini, kita akan membahas topik nomor 9 yaitu banyak negara yang memiliki Space Program. Bagaimana mungkin mereka bohong semua. Kita juga akan membahas mengapa mereka melakukan itu dan apa pentingnya kita mengetahui semua ini.
Perkembangan terakhir dari bangkitnya kesadaran Flat Earth adalah pembuatan petisi resmi di Gedung Putih meminta agar NASA atau institusi angkasa luar lainnya yang dibiayai pemerintah Amerika Serikat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Flat Earth.
Soal Flat Earth ini memang serius, rakyat berhak mempertanyakan penggunaan anggaran yang dipungut dari pajak untuk kegiatan angkasa luar yang menghabiskan triliun dolar.
Pernyataan NASA berbohong soal angkasa luar adalah tuduhan yang serius. Artinya, NASA dan elit global melakukan tindak pidana penipuan yang menghabiskan triliun dolar, mengakibatkan inflasi, dolar anjlok dan rupiah kita lebih anjlok lagi. Tuduhan ini sangat serius, sudah pasti memerlukan argumen dan pembuktian yang solid pula.
Contoh pertanyaan yang tak pernah dijawab oleh para ilmuwan NASA yang membuat komunitas Flat Earth akhirnya mengajukan petisi ke Gedung Putih adalah relevan dengan topik kita episode ini.
Kita akan membahas apakah jarak dan volume bulan dan matahari betul seperti yang diajarkan di sekolah sehingga NASA bisa pergi ke bulan dan planet-planet lain? Atau sebenarnya bulan dan matahari tidak sebesar dan tidak sejauh itu dan perjalanan ke bulan maupun ke angkasa luar hanyalah ilusi.
Kedua, apakah betul orang atau benda termasuk satelit NASA bisa melayang-layang di angkasa luar karena tak ada gravitasi atau hanya ilusi dan science fiction.
Episode ini akan menerangkannya dengan metode pembuktian secara matematis yang tak terbantahkan.
Kita dengar sendiri, Paul Doherty, Phd dari MIT mengatakan; “Kalau Anda paham skala dari volume dan jarak bumi bulan matahari, Anda akan sadar bahwa sungguh aneh bisa terjadi gerhana.” Apalagi gerhana rutin dalam siklus 18 tahun 11 hari 8 jam, sebuah fakta yang terjadi selama ribuan tahun.
Ini adalah kunci pembuktian secara matematik. Apakah betul bulan sejauh dan sebesar itu dan NASA sudah pergi ke bulan atau tidak.
Mereka menghitung jarak bulan dengan menggunakan Trigonometri bayangan yang ada di bulan. Sama sekali bukan sains modern. Itu dilakukan oleh Aristarchus of Samos 2300 tahun lalu. Dari situ didapatlah jarak diameter kecepatan matahari, planet-planet dan alam semesta yang diajarkan di sekolah-sekolah sejak Anda kecil.
Ternyata angka-angka itu tak dapat digunakan untuk menghitung siklus gerhana. Ini adalah kiamat buat dogma sains modern. Jarak bulannya salah berarti jarak matahari dan planet-planet salah. Akibatnya seluruh model alam semesta yang diajarkan selama ini salah. Terbukti secara matematis, bukan debat kusir.
Sekarang setelah terbukti bahwa angka-angka itu tak dapat digunakan untuk menghasilkan siklus gerhana, seharusnya dilakukan koreksi. Menghitung jarak, tak harus menggunakan bayangan yang ada di bulan. Semua orang bisa menghitung jarak dengan menggunakan bayangan yang ada di bumi.
Akademisi barat tahu persis hal ini. Tapi mereka berusaha menutupinya karena akan menghancurkan model alam semesta yang diajarkan selama ini.
Contohnya ini, Millersville University di Pennsylvania. Anda bisa lihat di bagian bawah, alternatif model. Mereka tahu bahwa jika menghitung bayangan yang ada di bumi, matahari jaraknya cuma 3000 miles atau sekitar 5000 km.
Dari situ diketahui diameter matahari dan bulan, hanya sekitar 30 miles atau sekitar 50 km. Ini adalah ilmu pasti. Metodenya sama, Trigonometri dengan menggunakan bayangan. Jika bayangan di bulan itu benar bayangan bumi, hasilnya pasti sama.
Kembali pada topik NASA Hollywood. Anda tentu mengenal tokoh ini, Kapten Picard. Yang mungkin Anda tidak tahu, si pembuat Star Trek yaitu Gene Roddenberry mengambil nama Picard dari seorang saintis asal swiss Auguste Piccard, C nya dua.
Auguste Piccard adalah orang pertama yang melewati Atmosfer tahun 1931. Ia adalah orang pertama yang menyaksikan bentuk bumi yang sesungguhnya dari angkasa.
Seperti telah dibahas pada episode 3, teori bumi berbentuk bola dan mengelilingi matahari diajarkan di sekolah-sekolah sejak abad ke 16. Padahal waktu itu belum ada yang pernah melihat bentuk bumi yang sesungguhnya. Bahkan belum ada teori gravitasi. Ini adalah konsekuensi politik Freemasons yang dianut oleh Aristokrat dan ilmuwan yang ingin lepas dari otoritas agama.
Pesawat terbang baru ditemukan 400 tahun kemudian oleh Wright Bersaudara tahun 1903, belum bisa terbang tinggi. Setelah 400 tahun teori bumi bola diajarkan di sekolah belum ada orang benar-benar melihat bentuk bumi.
Auguste Piccard adalah orang pertama yang melihat bumi dari angkasa luar. Tahun 1931 Ia pergi melewati atmosfer dengan menggunakan balon terbang. Mencapai ketinggian 15,7 km. Ia terbang lagi tahun 1932 total mencapai ketinggian 22 km.
Apa kesaksian tentang bentuk bumi? Silahkan Anda riset dan lihat sendiri di arsip Artic Model Mechanic. Kesaksian Picard, Ia melihat bumi berbentuk Flat Disk, lingkaran cakram. Inilah realitas sebelum propaganda NASA 1958.
Elit Global dan Hollywood tahu persis bahwa yang dilihat oleh Auguste Piccard tidak seperti yang diajarkan di sekolah. Mari kita lihat cuplikan iklan Hennesy yang menampilkan perjalanan Auguste Piccard dengan balon terbang ke angkasa. Pada iklan Hennesy itu digambarkan Piccard mencapai kubah bumi, the Firmamen, bahasa kitab Taurat terjemahan King James.
Hollywood dan Elit Global tahu persis soal Flat Earth dan kubah bumi. Mereka sering memberi “clue” di film-film. Tapi kebanyakan orang tak mengerti dan tak menyadarinya.
Propaganda bumi berbentuk bola disamping diajarkan di sekolah-sekolah juga dipopulerkan oleh Universal Studios tahun 1927. Orang sedunia percaya bumi berbentuk bola meski ketika itu belum pernah ada yang melihatnya. Ketika tahun 1931 Auguste Piccard melihat bumi berbentuk flat disk, media-media tidak mengumumkannya bahkan pelajaran sekolah tidak mencatat nama Auguste Piccard.
Orang hanya tahu Captain Jean-Luc Picard, pahlawan Star Trek dengan fantasi pergi ke angkasa luar. Nikola Tesla tahun 1934 pun mengatakan bahwa bumi ini bukan planet.
Orang berpikir bumi berbentuk bola karena melihat bulan, matahari dan planet-planet berbentuk seperti lingkaran. Tak ada alasan untuk berpikir bahwa bumi lain sendiri. Itu sama saja dengan mengatakan, meja biliar harus berbentuk bola, karena benda-benda lain bentuknya bola. Logika seperti itu jelas tidak masuk akal.
Bumi memang lain sendiri. Ini yang dimaksud oleh Tesla dengan “Earth is a Realm. It is not a Planet.”
Stop, mari kita simpulkan. Yang dimaksud oleh Derek Muller, Phd dari University of Sydney tadi adalah :
Pertama, pemikiran bahwa satelit dan astronot bisa melayang-layang di angkasa luar karena gravitasinya Nol, adalah salah besar. Satelit dan space station rata-rata berada pada ketinggian 400 km, atau 1,2% jarak bulan versi mereka. Pada jarak segitu, satelit dan space station gravitasinya sama saja dengan kita di bumi. Harusnya mereka jatuh. Itu adalah fakta fisika.
Kedua, Muller menyampaikan penjelasan resmi dari NASA. Satelit dan space station yang berada pada ketinggian 400 km tidak jatuh karena berjalan dengan kecepatan 28.000 km/jam. Ini adalah rumus matematik.
Jika bumi ini berbentuk bola dan jari-jarinya 6.673 km, maka satelit yang berada pada ketinggian 400 km, harus berjalan dengan kecepatan 28.000 km/jam. Ini rumus matematikanya. Itu adalah teori yang dibackup dengan rumus matematik. Teori diatas kertas.
Sekarang kita lihat kenyataannya. Pertama, silahkan Anda riset dimana ada pesawat berjalan dengan kecepatan 28.000 km/jam? 23 kali kecepatan suara. Pesawat yang awak didalamnya bisa bernafas dengan udara, paling cepat cuma 3.530 km/jam. Roket berawak paling cepat cuma 7.258 km/jam. Itupun harus bernafas dengan masker dan duduk terikat di kursi. Bukan bernafas bebas dan bisa jalan-jalan di pesawat.
Anda lihat, betapa kokohnya desain pesawat dengan 3x kecepatan suara. Jika space station seperti ini bergerak 23 kali kecepatan suara, pasti rontok panel-panelnya. Roket dengan kecepatan 28.000 km/jam adalah sekedar hitung-hitungan teori matematika. Bendanya, tidak ada.
Kedua. Ada 13.000 satelit di angkasa, katanya. Rata-rata di ketinggian 400 km, sehingga rata-rata berjalan dengan kecepatan 23 kali kecepatan suara, katanya. Terbang selama bertahun-tahun di angkasa. Pertanyaannya, konsumsi bahan bakarnya berapa dan kapan ngisi bensinnya? Itu adalah non sense.
Ketiga. Katanya satelit berjalan 23 kali kecepatan suara sehingga astronot yang ada di dalamnya, merasa tidak ada gravitasi. Mereka lupa, banyak video-video menggambarkan astronotnya melayang-layang diluar pesawat. Bagaimana mungkin diluar pesawat yang bergerak 23 kali kecepatan suara, astronot bisa nyantai-nyantai melayang seperti itu?
Tom Cruise dalam film Mission Impossible, hampir pingsan pegangan di pintu pesawat. Padahal kecepatannya baru 300 km/jam. Seperempat kecepatan suara, baru take off. Bagaimana mungkin astronot di pesawat yang kecepatannya 100 kali lipat, 23 kali kecepatan suara, bisa nyantai melayang-layang diluar pesawat.
Kesimpulannya, 3 hal tadi adalah bohong, bohong dan bohong. Hanya perlu sedikit nalar untuk membuktikan bahwa orang selama ini tak sadar dibohongi oleh Elit Global.
Tak banyak yang tahu, satelit melayang-layang di angkasa adalah scien fiction, ciptaan Arthur C. Clarke. Satelit bukan karya saintis tapi kaya novelis.
Satelit diluncurkan pertama kali pada tahun 1957, Sputnik. Itu yang dipropagandakan yang diam-diam dilakukan, dirahasiakan dan tidak diumumkan adalah teknologi White Alice. Kita saksikan cuplikan dari Discovery News.
Itu yang diberitakan. Proyek White Alice dihentikan karena ada satelit Sputnik, padahal sebaliknya. Di dapur rahasia teknologinya terus digunakan sementara yang dipasarkan adalah bisnis satelit, science fiction karangan Arthur C. Clarke.
Itu sebabnya setelah tahu bahwa teknologi White Alice berjalan sempurna di tahun 1955, dua tahun kemudian Sputnik diluncurkan tahun 1957, pemicu turunnya dana tak terbatas baik untuk Amerika Serikat maupun Soviet lewat perlombaan angkasa luar.
Elit global selalu mengambil keuntungan dari kedua belah pihak, Discovery News bingung mau tahu ternyata ada teknologi canggih tahun 1955. Memantulkan sinyal ke langit bisa diterima di tempat yang jauh tanpa perlu satelit. Itulah rahasia militer, tak akan ada beritanya di koran. Hal-hal seperti itu hanya bisa dipahami lewat analisis intelijen alias kecerdasan.
Elit global memperoleh bisnis triliun dolar dari ilusi satelit, jenius. Maka episode NASA Hollywood kita tutup dengan kesimpulan ini.
International Space Station adalah program senilai 2000 triliun rupiah. Para Astronot yang terlibat didalamnya terikat dalam perjanjian Confidentiality Agreement, tak mau tanda tangan ganti orang baru. Jadi bukan negara-negaranya yang berbohong, segelintir orang-orang itu saja yang berbohong.
Bisnis angkasa luar adalah scam yang paling mudah. Sebab tak ada yang mengaudit barang di angkasa luar. Laporan-laporannya hanya video-video berupa gambar kartun CGI dan trik Hollywood. Pada kenyataannya, seperti Anda dengar sendiri dari Discovery News tadi, langit itu pendek, bisa memantulkan sinyal komunikasi sejak tahun 1955, White Alice. Buat apa ada satelit jika tahu bahwa langit bisa memantulkan sinyal telkom dan data. Tak perlu bayar satelit mahal-mahal.
Kesimpulan dari episode ini bukan hanya NASA berbohong, tapi NASA mencuri uang Anda. Kita semua bayar biaya telekomunikasi mahal karena percaya dengan kebohongan mereka.
Elit global merampas harta warisan anak cucu Anda lewat ilusi satelit dan bumi bola serta hutang negara-negara yang bertumpuk. Pelakunya adalah dia-dia juga.
Hutang negara kita perdetik ini jika dirupiahkan 5.400 triliun rupiah. Angka ini berubah tiap detik. Kita lihat, berapa jumlah uang rupiah yang diedarkan oleh Bank Indonesia. 528,5 triliun rupiah. Artinya seluruh jumlah rupiah yang beredar saat ini, termasuk semua uang yang ada di rekening dan di dompet kita semua penduduk Indonesia, digandakan 10 kali lipat-pun belum cukup untuk bayar hutang-hutang kita.
Kepada siapa kita berhutang? Dia-dia lagi, elit global. Mereka sudah melakukan ini selama ratusan tahun, sudah saatnya kebohongan dan kezaliman ini diakhiri.
Agak sulit untuk memahami ini semua, jika belum paham tentang Elit Global. Episode berikut akan membahas khusus tentang itu. Konspirasi itu, ilusi atau nyata. Ambil contoh Nine One One (911), Anda percaya itu dilakukan oleh Osamah bin Laden? Mari kita tes pengetahuan kita dengan 3 pertanyaan di 3 tempat kejadian.
TKP 1, WTC. Ada berapa gedung yang runtuh pada hari itu, dua? Salah.. Empat! WTC 6 dan 7 tiba-tiba runtuh tanpa sebab.
TKP 2, Pentagon. Ada berapa kamera yang merekam pesawat menabrak Pentagon? Tidak ada. Tak ada satu kamerapun yang merekam pesawat, tapi Anda percaya Pentagon ditabrak pesawat.
TKP 3, Shanksville, ada berapa mayat yang ditemukan direruntuhan pesawat United 93? Tak ada sepotong mayatpun dan tak ada setetes darahpun, tapi Anda percaya bahwa pesawat jatuh disitu.
Ini hanya secuil contoh, keangkuhan propaganda media, Mind Control. Siapakah elit global itu? Buat apa menipu umat manusia sedunia? Apa tujuan mereka? Kita akan bahas pada episode berikut.
Views: 96